Monday, November 1, 2010

Emot icon

MySpace
ahlan wa sahlan MySpace
BAHAGIA MySpace
Kartu kuning MySpace
MySpace

Thursday, October 28, 2010

Someone called papa


Dengan sepatu bot berlumpur, dia tersenyum padaku dan membelaiku. “mmm bau keringat, teriakku”. Dia begitu bahagia dengan keringat yang masih menetes dikepalanya. Dia tersenyum lagi, aku ikut tersenyum.
Dia masih seperti dulu penyayang, penyabar , tidak pernah mengeluh walau sedikit pelupa. Pria sederhana yang selalu menyayangiku sampai sekarang, itu menurutku karena dia tidak pernah bilang dia menyayangiku tapi, ketika dia mencium keningku aku tau dia menyayngiku. Walau kumisnya sedikit …hehehe.
Umurnya semakin bertamabah, kulitnya mulai keriput, kumisnya ada yang putih. Aku semakin besar seiring waktu, banyak kenangan yang semakin termakan waktu. Masih teringat saat duduk dipundaknya sambil berceloteh. Dia tetap tersenyum dengan beban cukup berat di pundaknya. Umurku saat itu sekitar 3 atau 4 tahun. Aku merindukan saat itu. Terlalu indah untuk dilupakan,
Dia yang selalu melindungiku, tidak rela seorangpun menyakiti, apalagi memukulku. Katanya”saya saja tidak pernah memukulnya apalagi orang lain.”
Dia yang tidak mau melihatku manyun,
Dia yang tau tingkahku saat menginginkan sesuatu.
Aku beruntung memiliki bapa sepertimu.
Ketika ada yang bertanya padaku. Pria seperti apa yang kamu suka? Aku spontan menjwab pria sabar seperti sabarnya bapaku.
Bapak’ku sayang.

Monday, July 26, 2010

Little hope

Bagaimana aku membedakan firasat,dorongan hati,atau keinginan yg pasti. Terlalu lancang menyimpulkan saat aku belum siap dengan kenyataan terberat. Bukan mengumpulkan keberanian untuk bernafas d hadapanmu tapi mencoba bicara dalam diam.
Api bisa padam bersama angin yang berhembus. Saat jiwa kosong terdiam tanpa jelas. Terlalu bodoh untuk tersenyum atau berfikir tentang akan datang. Tapi ini nyata, itu akan datang sampai tiba saatnya. Aku tau apa yang kuinginkan. Tapi jangan bertanya untuk apa aku datang .
Karena aku sendiri tidak tau jawabannya.

Tuesday, July 20, 2010

Reinkarnasi kenangan


“Jika aku ingin meminta aku tidak ingin ada perpisahan. Namun jika perpisahn itu tidak ada apakah kenangan itu akan ada?
Selalu dan selalu….masih teringan senyum rianag tawa polos dari bibir mungil keluguan. Masa itu kemudian berlalu berjalan seiring waktu hingga waktu membawaku ke sebuah arus waktu yang membuatku terjebak dalam tubuh yang seharusnya sudah dewasa namun masih dengan jiwa anak-anaknya. Aku mempunyai harapan dan kadang tanpa kusadari harapan itu terkabulkan dan terhapus oleh waktu. Dalam dimensi kehilangan harapan itu yang berganti sebuah harapan tak tersampaiakan ataukah sebuah impian yang tergapai.
Atas nama harapan aku mulai mengharap sebuah impian membutuhkan semangat yang kuat untuk bertahan, berharap dan mencoba dan selalu berdoa yang terbaik dan pilihan terbaik. Saat harapaanku mulai bulat semakin banyak Tanya yang membuatku bimbang. Ketakutan akan harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Takut harapan pertmamku sebuah Tanya yang dirikupun mampu menjawab. Jika bintang sering berkedip dan tersenyum bersinar pasti di kala malam dan tidak bersinar kala pagi. Aku ingin sebuah kepastian. Ketika rahasia terugkap hanya satu jawaban ya atau tidak.
Posko sapanang 20 Juli 2010,jam 22:51..saat semua anak-anak sedang tidur atau terjaga sambil tidur....

Saturday, June 26, 2010

Untuk

Serpihan kaca itu tidak menyakitiku, bukan dia. Aku tdk yakin dan aku tdk tau. Malam jangan paksa aku untuk bertanya karna sy tdk ingin tau.
"Apa kamu benci?"
"sama sekali tidak,karena aku mulai yakin."
yang pasti aku merindukan sesuatu,aku yakin aku rindu. Apa benar rindu?
Entahlah. . .aku mengantuk. .semuanya jadi tdk nyambung .tapi biarlah untuk saat ini aku bisa tersenyum untuk esok.

Tuesday, May 18, 2010

Obsesi


Aku tidak punya fisik sekuat hercules
Tidak punya otak secerdas einstein
Otak kiriku terlalau banyak bekerja
Teralau banyak berpikir sebelum bertindak

Dakwah tidak memerlukan orang-orang lemah
Dakwah tidak membutuhkan orang-orang cengeng dan lambat

Semua butuk strategi, kekuatan semangat….dan obsesi sebuah besar
Tapi….apakah itu masih kokoh
Berdiri dan tertancap kuat dalam dada

Itu masih sebuah petanyaan dan argument yang belum terjawab
Masih membutuhkan jawaban atau tidak
hanaya aku, kita kami kalian semua yang mampu menjawab

liat kembali kedalam,lebih jauh bahkan yang takmampu kau capai
istiqomahah kita?
Amanahkah kita?
Atau hanya sekedar unjuk gigi…

Hanya mengharap rido-Nya
Untuk obsesi besar itu……

Friday, April 2, 2010

Cendrawasih 395 A (Part 1)


Banyak hal yang memebuatku tertarik kembali ke masa awal perjuanganku, pejuangan untuk menambah pengetahuaku di tingkat Universitas. Membawa trevel bag plus kantongan dan dos yang entah berisi barang khas dari kampug (pisang dkk). Wajah lugu, malu, senyam senyum tidak jelas dan diiringi dengan keluarga sekampug, oh… statemen kelaurga sekampuig itu syukur tidak terjadi. Menjadi mandiri tanpa harus merepotkan orang tua. Bermodalka nekat dan uang tabungan ke Makassar untuk bimbel di bimbigan belajar X. bercita-cita masuk universitas dan entah kenapa Itulah cita-cita tertinggiku saat itu.
Tempat terteduh yang pernah kutemui di Makassar “I am welcome cendrawasih 395 A.”
Rumah yang cukup luas, 6 kamar dengan penghuni 12 orang plus seorang manusia kiriman dari sebuah kampong yang masih berada di Indonesia tepatnya Sulawesi selatan tapi tetap tidak ada di peta. Seorang kemanakan dari om ku. Dan yang paling mengganggu adalah karena berjenis kelamin laki-laki. Dan sekali lagi selamat datang in your bad room, kamar tidur berukuran 3x4yang sangat asri dengan lampu remang-remang satu tempat tidur ukuran no 2, dua lemari pakain yang sudah penuh dan satu lemari buku yang sama berjubelnya.membutku dengan senang hati meletakkan pakain di atas trevel bag yang terbuka dan menyusunya rapi terus di tutup dengan selembar kain, mmmm…rapi dan yah rapi.
Tidak ingat lagi apa hal yang pertama ku lakukan di rumah itu, tapi karena di minta bercerita, aku bercerita atau tidak, saya lupa lupa ingat. Dan hari pertama tentunya aku masih jaim dan manis, sopan dll.
Hari pertama….
Hari pertama, bangun pagi makan bersama mmmm….saat yang paling indah selama di cedrawasih saat makan bersama di depan tv dengan gaya masing-masing dan dilanjutkan dengan gelas yang bertebaran di sana sini plus piring yang menumpuk, kenapa seperti itu? Jawabannya adalah karena sebagian besar penghuninya adalah pria. Karena hari pertama bimbel dan masih berusaha mengingat-ingat setelah lampu merah ke berapa tempat bimbingan belajarku berada. Berlari keluar dengan kos kaki di tenteng. Dan akhirnya harus menunggu sepu dari dari om ku itu (itung-itung kalu hilanng kan tidak sendiri). Naik pete2 warna biru dengan garis warna merah dengan tulisan 05 (kampus unhas). Katanya naik yang itu biar tidak belok-belok dan cepat sampai. “Kiri pa…..” teriakan lantang yang mengakhiri deg-deganku mencari-cari tulisan bimbingan X pada setiap gedung yang kulewati. Dan ingtanku setelah lampu merah langsung dapat tempat itu ternyata lampu merahnya banyak dan baru ketemu setelah lampu merah ke 4. keren sejauh itu hatiku tak karuan plus keringat dingin.
Hari pertama di kelas bimbingan intensif dengan 15 oarang teman yang 80% berasal dari Makassar. Oh god, namun semua dapat kuatasi dengan senyuman dan sedikit SKSD ”tapi juga sedikit memalukan harus jalan dengan sepupu yang jadi di anggap lain”. Hingga bertemu dengan seorang teman dari ambon dan dua orang teman dari jenneponto.
“Akhirnya terbebas dari itu juga”
Dan kemudian hari-hariku berjalan seperti biasanya, ala biasa akan terbiasa …begitu yah bunyi pantunnya. Dan hanya butuh keberanian untuk keliling Makassar mengenal Makassar sendiri. Hanya perlu hafal pete-pete dan jalurnya (dengn sendirinya). Jadi tidak hilanng deh.
Sebulan tidak terasa, aku sudah merasa menjadi bagian dari rumah cendrawasih 395 A. terbiasa dengan tidur bertiga di ranjang no 2 tidur ala ikan pangggang. Sekali goyang langsung terguling.
Cendrawasih krew:

T ‘ijum
T ‘uthe
T ‘anti
T ‘cuti
K sula
K tini
T ahmad
T falli
T ool
T ma’ruf
Kk sam
Plus Sukur

*”Hargailah setiap Part di bagian hidupmu hingga suatu saat kamu akan merindukannya dan mengharapnya kembali, namun kenangan itu tidak akan kembali dan hanya akan tetap menjadi kenangan.”

Friday, March 19, 2010

: )

Bahagia....:)mrasakan hawa sinjai dan meninggalkan sebentar makassar dan kamar kos yang betul-betul panas dan pengap. daripada lama-lama kekurangan oksigen. pulang sejenak untuk nostalgia dan ketemu langsat, durian dan rambutan tentunya yang utama my big family....

Saturday, March 6, 2010

+=+


Disaat aku sendiri
Aku tahu Dia ada
Disaat air mata yang menemani
Aku tau Dia menyyangiku

Derap jam yang tak berdenting
Tangan-tangan yang semakin lemas
Menari dan terus menari
Diatas laptop yang kepanasan

Tetesan itu berdenting diatasnya
Menemani suara tutsnya di tekan
Dan layar yang berkedip
Semakin berkedip

Dan tiba-tiba padam
Dia mati
Stand by, low betr
Dan tulisan itu tersimpan bersama dengkuran kecil dan bantal yang berembun.
21.40 pm
“Makassar,01 Maret 2010

Friday, February 19, 2010

CInta VS Kesadaran


Apakah kau mengerti cinta? Apa kau merasakannya? bertubi-tubi pertanyaan itu muncul dalam benakku yang terdorong dari hati nuraniku. Apakah aku pernah jatuh cinta, aku sungguh tak paham dengan teoriapapun cnta itu dijelaskan. Tapi aku paham banyak orang disekellilingku yang mencintiku.
“Apakah kau berpikir semua yang kau peroleh adalah hasil dari usaha dan doamu, dan mungkin tanpa kausadari semua itu karena doa dari orang-orang yang mencintaimu dan ukhhuwa. Jangan kau melupakan bahwa ada doa yan terselip tanpa bersuara dari orang yang mencintaimu walau mereka tak pernah berkata aku mencintimu.” Terimakasih saudaraku kau menyadarkanku hari ini tentang arti cinta sebenarnya.
Tenggelam dalam alunan musik yang kadang mebuat orang terhanyut dan terbawar arus romantisme yang dianggap sangan penuh cinta. Dan ketika melihat saudara-saudaramu di tindas di hina dan tak dapat makan apakah kita akan menangis yang akan membentuk suatu cairan jernih yang tersa hangat di pipi. Tanngisan…air mata buaya kah?. Dimana kita ketika teman-teman kita ingin bersekoah tidak adakah sedikit kepedulian kita. Berkoar-koar di jalan menuntut perhatian dari pemerintah tentang nasib masyarakat. Bukankah pada zaman khalifah tidak akan membiarkan rakyatnya kelaparan? Tapi saat ini buknlah zaman kekhaifaan. Sekarangn zaman reformasi. Negara ini luas, coba kita bayangkan apakah kita berharap hanya pada sebuah kebijakan yang tidak jelasa dan belum kogktrit? tidak! kita butuh lankah kongkrit kita.
Kita punya cinta di hati kita masing-masing ada di hati kita yang paling dalam di bagian dester tubuh kita. Di lindungi oleh tulang kosta kita, kita beri makan yang sehat dan halal agar tindakan kita semua bukan hanya dari otak tapi dari hati.
“Hatiku ada di bawah bukan di dada, aku tak akan mati karena aku masih punya hati.”*)
Betapa orang begitu melihat hati sebagai sumber kekutan dan kehidupan kita. Begitu pula dengan cinta. Cinta akan menyelesaikan semuanya kekerasan , perang, genangan air mata. Cinta….cinta yag kongkrit
Realita cinta yang kadang sulit di tebak, cinta hanya karena kedudukan, kekayaan, politik dll. Menjadikan dunia semakin sebagai panggung sandiwara. Menari, bernyanyi, tertawa, menangis tapi bukan cinta dari hati tapi dari akal…akal licik yang tak punaya tengganga rasa.
Cinta bukan benda yag dapat di sentuh, bukan keramik yang bisa di oles, dia mendengar apa yang tidak diucapkan dan mengertiapa yang tidak dijelaskan. Karena cinta itu paham apa yang kita inginkan, karena dia selau ada namun kadang dan sering kita abaiakn. Dia tidak kita biarkan terabaikan keberadaannya karena kengkuhan manusia.
*)Kutipan dari sebuah film

Thursday, February 11, 2010

Yang Ke 2


Derap langkahmu masih nyata
Dibenakku masih jelas
Detak itu juga masih sama
Tepat di jantungku

Tatapan yang tak dapat kuperoleh
Tatapan harap dari sudut
Yang tak mungkin kau sadari
Namun jelas dan sangat nyata

Harapan yang tak mungkin
Harapan yang tak kuinginkan
Kubirkan tersimpan rapi
Rapat dan terikat benang yang takkn putus

Belajar dari semua
Belajar menghargai waktu
Hanya demi setititk kenangan
Hanya untuk kenangan

Terindah ....
Walau untuk yang ke dua