Wednesday, December 11, 2013

I am 24



Jatuh cinta? Cinta? Mencintai adalah sebuah kata kerja, cinta adalah sebuah kata sifat.  Sebentuk perasaan abstrak dapat dirasakan tapi tak terlihat.  Seperti hujan yang jatuh ke bumi menyejukkan, seperti api yang membakar , seperti angin yang menenangkan.  Tidak ada yang tau pada siapa kita akan jatuh cinta, kapan datangnya.  Apakah kau sedang merasakannya sekarang? Seperti getaran berlahan, menyejukkan, membuatmu khawatir, menggembirakan kemudian membuatmu terpaku atau menangis.  Cinta kemudian menghadirkan perasaan yang berbeda.  Rasa melahirkan rasa.  Allah menganugerahkan Cinta yang luar bisa bagi yang merasakannya.  Cinta pada Allah, yang membuat setiap aktifitas kita terasa berarti.  Menghadirkan rasa syukur pada setiap nikmat yang diberikan-Nya dan memberikan kita keikhlasan dan ketabahan pada setiap hal yang tidak kita harapakan.  Cinta yang membuat kita selalu mengontrol apa yang kita lakukan.
Cinta pada ayah,ibu,saudara, keluarga, teman-teman.  Keluarga adalah sebuah cinta yang selalu membuatmu nyaman, selalu menunggu kepulanganmu, memberikanmu dukungan dan kehangatan, cinta yang menghadirkan tawa dan kebahagian.
Jatuh cinta pada seseorang, Jatuh cinta padamu adalah hal yang memberiku banyak pelajaran, pelajaran bersabar, menunggu tanpa harus disuruh menuggu, menanti dalam ketidakpastian, merindukan sosok yang tak jelas.  Jodoh aku berharap engkau kelak menjadi cinta pertamaku di dunia dan akhirat.  Cinta yang melahirkan sebuah bentuk amal ibadah, cinta yang semakin menguatka cinta pada Allah, cinta yang membuat kita merasakan rumah sebagai surga, cinta yang membuat kita ingin selalu saling menerima.  Cinta yang melahirkan keridoaan-Nya.  Cinta yang halal dalam ikatan yang suci.
Memantaskan diri, untuk dia yang sedang memantaskan diri untuk kita.  Untuk seseorang yang tertulis dalam lauh mahfuzh.  Aku bukan seorang perempuan yang cantik, bukan seorang yang memiliki kecerdasan diatas kecerdasan orang-orang, bukan seseorang dengan hati yang bagai mutiara tanpa kekurangan.  Aku tidak secerdas dan secantik  Aisyah, aku tak semulia Khadijah, aku hanyalah perempuan biasa yang selalu mencoba meperbaiki diri.
Umur tidak bisa membeli sebuah kedewasaan, 24 tahun bukan waktu yang singkat namun masih banyak yang terlupakan dan masih banyak yang belum dipelajari.  Kekhilafan setiap saat yang begitu mudah kita lakukan.  Kebaikan yang semakin memudar, ketulusan yang tiba-tiba menyusut.  Banyak hal yang belum kucapai, yaumian yang kadang bolong-bolong.  Belum banyak yang bisa kupersembahkan pada orang tua, saudara, keluarga, teman-teman dan masyarakat. 
Sisa umurku semakin berkurang, semoga tahun disisa umur yang Allah berikan aku dapat lebih baik.

Friday, November 22, 2013

Cinta, Sahabat dan Harapan (Ada Apa Dengan Cinta?)

Pagi-pagi saat tiba di kantor, senyum-senyum sambil cerita kalau tadi malam baru habis nonton ada apa dengan cinta.  Trus masa temanku bilng "Lebaymu deh." Nyengir lagi, lebay yah?.  menurutku sih tidak lebay tapi sudah tidak zaman lagi untuk menceritakan film yang baru saya nonton itu.  Secara itu film yang disutradarai Rudi Soedjarwo dirilis tahun 2002, berarti saya masih MTs saat itu dan sudah ada fersi drama serinya dari tahun kapan.  Heheh, namnya juga baru nonton.  Itupun niat mau download film lain.  Tapi ditonton sekarang pun menurutku itu film masih bagus untuk tahun 2013, Nicolas Saputra cool sekali :).   Cara menggambarkan perasaanya tidak berlebih-lebihan *baca alay dan feel nya dapat. Romantis sekali, suka sekali sama puisinya terakhirnya

Oleh: Rako Prijanto

Perempuan datang atas nama cinta
Bunda pergi karena cinta
Digenangi air racun jingga adalah wajahmu
Seperti bulan lelap tidur dihatimu
Yang berdinding kelam dan kedinginan
Ada apa dengannya
Meninggalkan hati untuk dicaci
Baru sekali ini aku melihat karya surga dalam mata seorang hawa
Ada apa dengan cinta
Tapi aku pasti akan kembali
Dalam satu purnama
Untuk mempertanyakan kembali cintanya
Bukan untuknya
Bukan untuk siapa
Tapi untukku
Karena aku ingin kamu
Itu saja

Kisah persahabatannya yang sederhana tapi begitulah sahabat, tidak ada persahabatan yang selamanya senang.  Setiap kita punya masalah, setiap kita kadang merasa jengkel pada sahabat kita.  Karena kita tidak sama kita semua punya karakter yang berbeda.  Tetapi masalah apapun itu kita selalu saling menghawatirkan, siap mendengarkan, memberi solusi semampu kita.  Dan dimanapun kita berada, ketika kita terlalu sibuk untuk sekedar menyapa, setidaknya kalian selalu ada dalam doaku.  Aku mungkin sedang merindukanmu walaupun aku tidak harus mengatakannya, karena kutahu kau mampu merasakannya.

Thursday, November 21, 2013

J O D O H Jodoh



Dia berdiri dihadapanku, tinggi dengan postur yang sederhana.  “Bagaimana kalau dia….?”, otak jahilku bekerja. 
Sore ini, setelah menunaikan kewajibanku sebagai seorang muslim di musallah sebuah pusat perbelanjaan di kota Makassar, saya berjalan menuruni anak tangga dengan sendal yang galangnya belum terpasang dengan benar.  Dihadapnaku seorang laki-laki dengan postur tinggi berdiri mengahdap tembok membaca sebuah poster tentang kiamat yang tertempel di dinding itu.  Poster itu pernah kubaca sekali saat ke tempat itu sebelumnya.  Entah mengapa sosok itu membuatku berpikir tetang suatu hal.  Melangkah menuruni tangga besi yang sedikit ribut saat hak sendal yang kugunakan menyentuhnya tidak membuatnya menoleh.  Aku memang tidak berharap dia akan menoleh, karena   begini lebih baik.  Membiarkan imajinasiku, bercerita sesuai yang diinginkannya. 
“Hai.” Seseorang menyapaku tiba-tiba membuatku refleks menjawab.
“Hai, sama siapa?” pertanyaan standar dan membosankan menurutku, tapi tidak punya pilihan lain.
“Tuh, sama temanku.” Dia menunjuk seorang teman laki-laki.
“Oh, iya” jawabku.
“Kamu sama siapa?” dia balik bertanya padaku.
“Tuh sama teman kulaihku dulu,”sambil menunjuk ke arah tangga bawah yang ternyata tidak ada siapa-siapa.
“Oh, mereka sudah duluan.” Untuk menjelaskan pernyataanku sebelumnya.
“Ya sudah, saya pergi dulu.” Ucapnya sambil melambaikan tangan padaku.
Laki-laki itu menoleh padaku, mungkin karena suaraku yang terlalu besar dan mengganggu konsentrasinya membaca.  Aku melihatnya, wajah oval.  Dia kemudian berbalik kembali, aku juga pergi meninggalkan tempat itu.
Kita tidak tahu dengan siapa kita akan bertemu, apa yang akan terjadi.  Ada yang pernah berkata, ketika kita pernah bertemu seklai berarti kita punya kesempatan untuk bertemu kembali.
Pertanyaan akhir-akhir ini,yang paling mengganggu perasaanku adalah pertanyaa dari ibu. 
“Tidak ada yang mau datang?” Pertanyaan itu muncul setiap akhir telepon.
“Belum ada bu.” Jawabku sambil bercanda.
Pertanyaan orang-orang, siapa pacarku, adakah orang spesial dihatiku.  Keputusanku untuk menjadi lebih baik InsyAllah, dengan salah satunya berkomitmen tidak pacaran sejak SMA dulu membuatku sudah terbiasa dengan pertanyaan soal pacar.  Jawabnya selalu akan sama, tidak ada.  InsyAllah akan ada jodoh yang terbaik dari Allah yang akan bertemu dengan cara yang baik.  Karena kita tidak tau jodoh,rezki,dan ajal hanya Allah yang tahu, kita hanya bisa berusaha dan berdoa semoga diberi yang terbaik.
                Dan inilah yang terjadi ketika pertanyaan-pertanyaan muncul otak bawah sadar akan selalu menuntut kita berpikir siapa Dia? Apakah kita akan bertemu dia dimana dan kapan?, apakah kita sudah bertemu dia sebelumnya atau tidak?, Akan selalu ada jawaban pada saatnya.  

Terbang ke Ternate



Salah satu hal yang menyenangkan adalah melakukan perjalanan ke tempat baru dan menemukan teman-teman baru.  Sungguh luar biasa ciptaan Allah, langin, laut, bumi yang begitu kecil namun belum sanggup untuk kita kunjungi seluruhnya.  Dan saat ini anggaplah saya sedang berada di Ternate ibu kota Maluku Utara dan sebentar lagi posisinya sebagai ibu kota akan digantikan dengan kota Sofifi #seperti nama orang menurutku.
Satu hal yang paling menarik dari sebuah perjalanan adalah bagian perjalanan menuju tempat itu dengan menggunakan sebuah alat transportasi yang disebut pesawat.  Mungkin orang akan tertawa saat saya mengatakan saya sangat suka pesawat, terbang dalam sebuah ruangan dengan jendela kiri dan kanan, terbang di atas awan, melihat rumah-rumah yang tadinya besar semakin mengecil dan akhirnya menghilang, matahari yang terbit dengan langit kemerah-merahan, melihat tetesan hujan yang lebih besar .   Aku bukan orang kaya yang bisa minta uang hanya untuk merasakan yang namanya naik pesawat, bukan orang tuaku tidak mampu.  Tapi rasanya bukan hal yang harus aku lakukan naik pesawat tanpa tujuan . Tahun 2011 Februari berangkat ke Jogja, walaupun demam dua hari tetap berangkat, tapi itu adalah penerbangan pertamaku dan dengan sebuah tujuan :D. ah jadi teringat Jogja dan saya akan kesana lagi InsyAllah.
Lanjut Ternate, keberangkatan dengan pesawat ke pulau baru berbentuk huruf K ini, adalah perjalanan gratis, free…..free…., dalam rangka menjalankan tugas kenegaraan*sok, sebagai validator tim riskesdas UNHAS di Maluku utara. Berangkat tanggal 5 yang sebelumnya dijadwalkan tanggal 4, karena kehabisan tiket. Berangkat bersama seorang teman yang bernama Mahatir Muahammad Syah panggil saja Maha .  Berangkat ke ternate berdua, dengan seorang yang sama sekali belum kukenal sebelumnya dan laki-laki pula. Hmmm be positif ok.  Sebenarnya kami bertiga tapi ketua tim yang bernama Diah Surasno yang bisa dipanggil k Diah sudah berada di Ternate, kenapa? Karena k  diah memang orang ternate.  Katanya dia dulu tinggal di Ambon namun saat kerusuhan mereka sekeluarga harus pindah ke Ternate dan saat itu Ayahnya memang tinggal di Ternate, jadilah beliau orang Ternate.a
Kalau k diah Alhamdulillah saya kenal dengan beliau saat penelitian Taburia saat penelitian Skripsiku tahun 2011.  
Jadi berangkatlah saya ke bandara, pukul 3.30 dini hari diantar oleh 2 orang teman kosku k Ira dan k Nunu yang baik hati yang katanya khawatir kalau saya diculik sama sopir taksi.   
Sampai dibandara sekitar jam 4, biasa jalanan lengang jadi taksinya melaju tanpa hambatan Alhamdulillah.  Tapi, saya salah melihat jam keberangkatan, saya dan teman saya bergantian salat subuh dan saat kembali ke ruang tunggu ternyata sudah panggilan terakhir untuk keberangkatan pesawat kami. Jadilah kami nyaris ketinggalan pesawat, tapi baru nyaris karena kami Alhamdulillah sampai di ternate saat matahari sudah benar-benar menampakkan dirinya, Cerah.

Nah ini Maha saat kami tiba di bandara Sultan Babullah Ternate dengan  barang bawaan kami.


Entah apa yang terjadi hanya dua jepretan saat kami tiba di bandara, kamera bagusnya si ade Maha tidak mau menyala lagi, duh sedihnya.  Karena hal yang menarik saat ke tempat baru adalah membuat catatan  kenangan dalam gambar , yaitu FOTO.  Jadi, kami berfoto dengan kamera hp yang 3.2 MP.  Keliling cari tempat memperbaikinya namun tidak dapat.  Beberapa menit kemudian k diah datang menjemput kami, perjalanan dari makassar betul-betul membuat perut keroncongan.  Rencananya mau makan makanan Kabong (Kabong dalam bahasa Ternate artinya kebun, kata k diah di rumah makan itu kita bebas memilih makan dengan harga paket), tapi belum buka jadi kami makan nasi kuning yang katanya enak.  Tapi bukan katanya, karena nasi kuningnya benar-benar lezat, rasa tambah.
Pondokan, bandara,pesawat,rumah makan dan makanan pertama yang kami nikmati dan tidak mengecewakan. Selanjutnya perjalanan menuju Halmahera dengan speed Boat *pengalaman baru neyeberang pulau dan naik alat transportasi yang juga baru pertama kalinya.  Lautan luas, di pangkalan speed Boat samping sebuah masjid besar yang satu menaranya roboh padahal masih terlihat baru dibangun, mungkin karena pondasinya kurang kuat dan setiap hari terkikis oleh air laut.  Satu speed boat 250,000 sekali jalan, Let’s go.  Menuju ke sebuah pulau yang tak terlihat diseberang sana, tapi rasanya semangat ingin segera sampai.  Air laut tidak begitu bergelombang, serasa tau kalau ada seseorang yang baru pertamakali datang ke tempat itu .  45 menit tidak begitu terasa lama, angin  yang bertiup sepoi-sepoi memberi dukungan pada rasa ngantukku sejak tadi.  Jadi perjalanan tak terasa, saat terbangun, pulaunya sudah terlihat.  Alhamdulillah sampai dengan selamat,  yah…barang berharga untuk saat ini adalah satu dos kuisioner yang menjadi tugas dalam perjalanan kami kali ini.  Walaupun koper kami yang berisi beberapa lembar baju untuk persiapan 8 hari kedepan juga penting, dan sedikit cemilan untuk jaga-jaga jika kami tidak menemukan toko. 
Matahari berada pas diatas kepala kami saat kami tiba di sebuah pulau sedikit sepi, naik bentor , terminal dan lanjut lagi perjalanan menuju ke BS pertama kami, Kecamatan Malifut desa Igobula.  Dengan menggunakan mobil sewa, perjalanan kali ini tentunya perjalanan darat sekitar 6 jam.  Wah serasa berada di dalam game balap mobil, bukan karena kecepatan kendaraan tapi jalannya yang berkelok dengan sisi kanan kiri pegunungan yang tampak rapi dan cantik, sekali-kali terlihat laut disebelah kanan.  Jalan yang sangat luas dan yang rasanya jalanan ini dibuat khusus buat kami, kami berpapasan dengan kendaraan lain sekitar 15 menit sekali atau bisa lebih dari itu.  Perjalanan yang menyenangkan, dan tetep walaupun pemandangan begitu indah, mataku tetap tidak bisa kompromi untuk tidak tertidur.
Sampai di desa Igobula, lapor pak desa yang baik hati yang hari ketiga saat hari kepindahan kami di BS selanjutnya kami disuguhi kue enak.   Saya dengan senang hati memakannya dan dengan wajah sumringan,
“mmm kuenya enak.”
Namun teman-teman yang lain hanya menatap tanpa ekspresi.  Namun kawan-kawan apa yang terjadi saat temanku yang 2 orang yang tidak memperdulikanku mencoba kue itu. Haha wajah mereka tidak kalah sumringanya seperti menemukan harta karun.  Liat kan, tadi saya dicueki.  Padahal mereka belum tau rasanya.
Mencari tempat penginapan, dan beristirahat sampai besok pagi untuk mempersipkan kekuatan besok pagi, seperti  mau bertarung saja.  Igobula, kami ditemani oleh temannya k diah yang jadi petunjuk jalan, namanya pa yadi.  Di Igobula ada kapal karam yang katanya peninggalan belanda saat masa penjajahan.  Di desa itu juga banyak orang muslim yang meninggal saat terjadi kerusuhan di Maluku.  Jadi, rumah-rumah di Kecamatan Malifut, adalah rumah-rumah yang baru dibangun paska kerusuhan. 
 

 



Kapal karamnya sebenarnya ada dibelakang saya tapi tidak terlihat ternyata..  



 Hari pertama mendata di Desa Igobula, Nah dibelakang itu mobil yang kami akan gunakan.  Disana entah kenapa semua kendaraan musiknya sangat besar.  








 
Ternate adalah kota yang indah, ada Kedaton, Danau tolire yang katanya saat kita melempar ke danau itu benda yang dilemparkan tidak sampai karena tidak terlihat riak air (batu dijual 5000 6 biji, diapakai untuk melempar), Batu angus (batu yang terbawa saat gunung Gamalama meletus), Gunung yang ada di uang seribu (kami sempat makan di kafe Florida dimana kita dapat melihat gunung yang jadi gambar di uang seribu), makan ikan di tepi danau plus pisang bulu bebek yang kalau di goreng garing trus dimakan sambal colo-colo wih sedapnyo. Ada pantai seperti Losari Makassar, yang banyak penjual makannya (makan lagi), ada sayur bunga pepaya, dan masih banyak lagi.  di Ternate bahasa sopannya iya itu adalah (saya).  jadi ketika kami wawancara dengan warga terus pilihan jawabanya iya atau tidak, kalau mereka jawab iya pakainya saya.  Walaupun sudah tau karena saat sampai di ternate belajar kata-kata yang mungkin dipakai warga, tapi tetap saja kadang kaget "yah! saya! oh iya bu, Iya." Bingung....  dan lucu.