Thursday, November 21, 2013

J O D O H Jodoh



Dia berdiri dihadapanku, tinggi dengan postur yang sederhana.  “Bagaimana kalau dia….?”, otak jahilku bekerja. 
Sore ini, setelah menunaikan kewajibanku sebagai seorang muslim di musallah sebuah pusat perbelanjaan di kota Makassar, saya berjalan menuruni anak tangga dengan sendal yang galangnya belum terpasang dengan benar.  Dihadapnaku seorang laki-laki dengan postur tinggi berdiri mengahdap tembok membaca sebuah poster tentang kiamat yang tertempel di dinding itu.  Poster itu pernah kubaca sekali saat ke tempat itu sebelumnya.  Entah mengapa sosok itu membuatku berpikir tetang suatu hal.  Melangkah menuruni tangga besi yang sedikit ribut saat hak sendal yang kugunakan menyentuhnya tidak membuatnya menoleh.  Aku memang tidak berharap dia akan menoleh, karena   begini lebih baik.  Membiarkan imajinasiku, bercerita sesuai yang diinginkannya. 
“Hai.” Seseorang menyapaku tiba-tiba membuatku refleks menjawab.
“Hai, sama siapa?” pertanyaan standar dan membosankan menurutku, tapi tidak punya pilihan lain.
“Tuh, sama temanku.” Dia menunjuk seorang teman laki-laki.
“Oh, iya” jawabku.
“Kamu sama siapa?” dia balik bertanya padaku.
“Tuh sama teman kulaihku dulu,”sambil menunjuk ke arah tangga bawah yang ternyata tidak ada siapa-siapa.
“Oh, mereka sudah duluan.” Untuk menjelaskan pernyataanku sebelumnya.
“Ya sudah, saya pergi dulu.” Ucapnya sambil melambaikan tangan padaku.
Laki-laki itu menoleh padaku, mungkin karena suaraku yang terlalu besar dan mengganggu konsentrasinya membaca.  Aku melihatnya, wajah oval.  Dia kemudian berbalik kembali, aku juga pergi meninggalkan tempat itu.
Kita tidak tahu dengan siapa kita akan bertemu, apa yang akan terjadi.  Ada yang pernah berkata, ketika kita pernah bertemu seklai berarti kita punya kesempatan untuk bertemu kembali.
Pertanyaan akhir-akhir ini,yang paling mengganggu perasaanku adalah pertanyaa dari ibu. 
“Tidak ada yang mau datang?” Pertanyaan itu muncul setiap akhir telepon.
“Belum ada bu.” Jawabku sambil bercanda.
Pertanyaan orang-orang, siapa pacarku, adakah orang spesial dihatiku.  Keputusanku untuk menjadi lebih baik InsyAllah, dengan salah satunya berkomitmen tidak pacaran sejak SMA dulu membuatku sudah terbiasa dengan pertanyaan soal pacar.  Jawabnya selalu akan sama, tidak ada.  InsyAllah akan ada jodoh yang terbaik dari Allah yang akan bertemu dengan cara yang baik.  Karena kita tidak tau jodoh,rezki,dan ajal hanya Allah yang tahu, kita hanya bisa berusaha dan berdoa semoga diberi yang terbaik.
                Dan inilah yang terjadi ketika pertanyaan-pertanyaan muncul otak bawah sadar akan selalu menuntut kita berpikir siapa Dia? Apakah kita akan bertemu dia dimana dan kapan?, apakah kita sudah bertemu dia sebelumnya atau tidak?, Akan selalu ada jawaban pada saatnya.  

No comments: